Akhirnya, setelah kurang lebih 3,5 tahun blog ini vakum (lama ya -_-) hari ini, blog ini saya isi kembali.
Well, saya ingin berbagi
pengalaman yang sangat berharga buat saya. Mungkin memang bukan sesuatu yang
“Wah”, tapi cukup bermakna dalam hidup saya.
Dulu saya sangat terobsesi ingin
masuk Institut Pertanian Bogor, universitas yang saya idam-idamkan sejak masuk
SMA, dengan program studi yang masih berubah-ubah, antara Kedokteran Hewan atau
Ilmu Komputer?
Pernah saat mahasiswa dari
Institut Pertanian Bogor datang ke sekolah saya, dan itu membuat saya semakin
tergila-gila terhadap universitas ini. Saya terus mencari-cari informasi
mengenai universitas ini, di internet, guru BK, brosur dll. Saat pengisian
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), saya memilih
Kedokteran Hewan, mengingat lapangan kerja dan tenaga kerja yang belum
seimbang.
Setelah itu, saya dihadapkan
dengan UN, yang berjalan 4 hari. Kemudian, libur. 20 Mei, saya dinyatakan lulus
SMA!
Nah, beberapa hari berlalu, saya
menunggu tanggal pengumuman itu tiba. Saya dan teman-teman saya merasa begitu
deg-degan. Mungkinkah saya bisa masuk universitas impian ini? Mungkinkah
keinginan saya menjadi dokter hewan terwujud? Saya tak mau mematahkan semangat
terlebih dahulu. Rasa optimis selalu mendatangi saya.
Tapi, kenyataannya .. pada hari
pengumuman itu tiba, nama saya dinyatakan TIDAK LULUS. Kecewa? Tentu. Walaupun
demikian, saya tak ingin memperlihatkan kesedihan saya pada hari itu. Saya juga
sudah siap mental, karena sebelumnya saya juga sudah diperingatkan oleh kakak
kelas saya.
Namun, saya tak ingin berpatah
semangat, SAYA YAKIN “Allah punya rencana yang lebih baik buat saya”. Dan, itu
benar. 2 hari kemudian, saya dinyatakan LULUS di POLITEKNIK NEGERI PADANG
dengan program studi Manajemen Informatika jalur PMDK (undangan). Awalnya saya
ragu untuk mengambil program studi ini, mengingat program studinya yang masih
D3.
Selanjutnya, saya mengikuti
prosedur daftar ulang di Politeknik, dan saya mulai tertarik. Lalu, saya mulai
mencari-cari informasi seputar kampus ini. Dan saya menemukan sebuah grup di
Facebook, yang namanya “MABA ’14 Politeknik Negeri Padang”, saya mendapatkan
teman-teman yang baik dari grup ini. Sebulan kemudian, ada kegiatan Pendidikan
Dasar Kedisiplinan (Diksarlin) yang diadakan oleh kampus di Sekolah Calon
Tamtama B (Secata B) Padang Panjang, dan saya gelombang kedua. Menjelang hari
itu, saya diliputi berbagai pertanyaan. “Ngapain aja sih diksarlin itu?”
Teman-teman saya gelombang pertama, memberikan jawaban yang seolah-olah ingin
menakuti saya dan teman-teman saya.
2 hari sebelum ke Padang Panjang,
tepatnya 15 Agustus, kami dikumpulkan di aula kampus. Hari itu, saya datang
terlambat. Saya kebingungan mencari-cari tempat duduk. Dan saya memilih untuk
duduk di tempat yang masih kosong :3 ternyata, saya tak salah memilih tempat
duduk, memang tempat yang saya tempati itu khusus untuk jalur penerimaan yang
sama dengan saya.
Beberapa jam berselang, sesaat
setelah saya tinggal ke toilet. Formasinya berubah, dan akhirnya saya
dipindahkan tempatnya. Bingung, karena saya merasa asing. Tak ada teman yang
saya kenal, dan saya menjadi satu-satunya perempuan yang berbeda jalur
masuknya. :/ tapi tak apalah, kemudian saya mendapatkan teman baru.
2 hari kemudian, 17 Agustus, kami
dikumpulkan lagi. Untuk berangkat bersama-sama menuju Padang Panjang menggunakan
bus kampus. Sebelum berangkat, kami mengikuti Upacara HUT RI di kampus. Saat dalam
bus, saya mendapatkan kesan yang cukup baik. Meskipun kami belum begitu akrab
satu sama lain.
Setelah perjalanan kurang lebih 2
jam, akhirnya kami sampai di Sekolah Calon Tamtama B Padang Panjang. Kami dikumpulkan
di sebuah aula dan diberikan pengarahan, kemudian kami makan siang & shalat
berjamaah di sebuah mesjid yang ada di sana. Kebersamaan pun mulai terasa.
Kemudian, kami dikumpulkan di
sebuah lapangan. Kami dibagi menurut kelompok yang telah ditentukan sebelumnya
di kampus, dan saya menempati Kompi A. Kami diberikan banyak pengarahan, hari
itu belum banyak kegiatan karena kami baru sampai di sana. Dan, setelah sekian
waktu berselang, malampun tiba. Kami ditempatkan di sebuah “barak” (perempuan
dan laki-laki dipisahkan gedungnya), seperti kamarnya para tentara *haha*
dengan dua tingkat, dan banyak tempat tidur di ruangan ini. Jujur saja, ini
kali pertama saya mendapatkan pengalaman seperti ini.
Bukan hanya saya, saya rasa
teman-teman saya juga ada yang merasakan hal yang sama. Awalnya, banyak
diantara kami yang belum bisa tidur. Dan setelah sekian lama, dan terus
mencoba, akhirnya kami semua lelap tertidur.
Pagipun tiba, kira-kira jam 3
pagi, kami dibangunkan oleh pelatih (yang juga merupakan kakak senior di kampus)
kami. Cukup terkejut awalnya, karena kami dibagunkan sepagi ini. Kami disuruh
mandi dan membersihkan badan, tapi kenyataannya banyak diantara kami yang tidak
mandi dan ada yang mandi sekedarnya saja *HAHA :D*, kemudian dilanjutkan senam
pagi di lapangan. Selama di sana, kami melakukan banyak kegiatan pembelajaran,
mulai dari PBB, bongkar pasang senjata, P3K, outbond, dan masih banyak lainnya.
Banyak yang saya pelajari selama
di sana, seperti kebersamaan, kesederhanaan, dan kedisiplinan. Contohnya saat
kami makan siang dan malam, kami harus menghabiskan makanan yang telah
disediakan, dan tidak boleh mengeluh. Kalau tidak habis, dibantu oleh teman
lainnya untuk menghabiskan, dan juga diberi batasan waktu.
Kami juga melakukan pelatihan
konfigurasi huruf dan logo POLITEKNIK untuk upacara penutupan pendidikan dasar
kedisiplinan (diksarlin), dan juga membuat yel-yel untuk masing-masing kompi. Di
tengah hari-hari pembuatan yel-yel, salah seorang pelatih kami (yang membantu
dalam pembuatan yel-yel) mengalami kecelakaan saat outbond. Akibatnya, kelompok kami kewalahan karena hari penutupan
tinggal 2 hari lagi. Kamipun bersama-sama berusaha untuk berlatih membuat
yel-yel, Alhamdulillah kami dibantu oleh senior kami dalam pembuatan yel-yel
ini. Awalnya kami cukup iri dengan kelompok lain, karena sepertinya mereka
sudah siap dan terlihat kompak. Tapi kami tidak patah semangat, kami tak
peduli. Kami akan menampilkan semampu kami demi pelatih yang tengah sakit. Malam
sebelum hari terakhir kami di sana, kami memantapkan yel-yel kami. Dan pelatih
yang tengah sakit itu, dengan kondisi yang tidak bisa dibilang baik, membantu
kami dalam latihan itu. Cukup haru, padahal beliau tengah sakit tapi masih
ingin membantu kami.
Hingga akhirnya, hari upacara
penutupan pun tiba. Kami semua, mahasiswa Politeknik Negeri Padang, menampilkan
apa saja yang kami pelajari selama 6 hari, dan selesai upacara, kami
menampilkan yel-yel kami per kompinya.
Setelah selesai semua kegiatan,
waktunya kami untuk pulang. Sebelum pulang, kami datang ke rumah pelatih,
memberikan apa yang bisa kami berikan untuk pelatih, dengan uang yang telah
kami kumpulkan sebelumnya.
Awalnya, saya dan teman-teman
datang dengan senyuman untuk menghibur pelatih. Tapi, setelah melihat kondisi
pelatih (sebelumnya kurang jelas karena malam hari) dan juga ada kata-kata yang disampaikan oleh
salah satu perwakilan dari kami, tangispun tidak bisa dihindari. Pelatih juga
berpesan agar “Tetap jaga silaturahmi diantara kalian”, karena kami berasal
dari jurusan yang berbeda-beda. Setelah itu kami pamit. Dan pulang menggunakan
bus, dan menuju rumah masing-masing.
Akhirnya, saya sadar. Banyak pelajaran
yang dapat saya ambil, menuntut saya untuk lebih berSYUKUR dengan apa yang saya
dapatkan, dan juga kebersamaan yang tidak akan saya dapatkan di tempat lain. ^_^
 |
Inilah kami (Kompi A) bersama salah seorang senior. |